GAKY



Saat ini salah satu masalah gizi di Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Berdasarkan Riskesdas 2013, Prevalensi GAKY di Indonesia mencapai 11,1%. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi yang menjadi faktor penghambat pembangunan sumber daya manusia karena dapat menyebabkan terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Kekurangan asupan yodium menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid di dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan penyakit gondok.

Yodium sendiri merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin. Menurut WHO 2014, UNICEF dan International Council for Control of Iodine Deficiency Disorders (ICCIDD), kebutuhan yodium pada anak usia 0-59 per hari sebesar 90 μg, pada usia 6-12 tahun dibutuhkan 120 μg, pada remaja dan dewasa dibutuhkan 150 μg, sedangkan wanita hamil dan menyusui dibutuhkan jumlah yodium yang lebih tinggi yaitu sebesar 250 μg per hari.

Faktor resiko penyebab dari GAKY sendiri selain dari kurangnya asupan yodium baik dari makanan dan minuman juga dapat disebabkan oleh kurangnya asupan protein, tingginya zat goitrogenik (zat yang menghambat penyerapan yodium) yang dikonsumsi, , adanya blocking agent, polutan, staus gizi kurang atau buruk serta penyakit infeksi yang diderita seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Diperkirakan 140 juta poin IQ hilang akibat kekurangan yodium karena 42 juta penduduk hidup di daerah endemik. Masih saja ada kasus bayi lahir kretin, hal tersebut menunjukkan bahwa GAKY penting untuk tetap ditinjau secara kontinyu. Masalah GAKY tentu tidak bisa diremehkan, karena seperti halnya stunting, kekurangan yodium berhubungan dengan perkembangan otak dan kematian bayi.

GAKY dapat terjadi pada bayi lahir kretin dimana terdapat dua atau lebih kelainan. Kelainan - kelainan tersebut adalah, gangguan perkembangan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan fisik (terlambat) dan gangguan bicara. Spektrum GAKY adalah rangkaian gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental dengan gambaran yang sangat bervariasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang manusia akibat kekurangan yodium. Spektrum GAKY dapat dilihat di bawah ini:

1.    Semua kelompok usia: Gondok, termasuk gondok nodular toksik. Peningkatan hipotiroidisme pada defisiensi yodium sedang hingga berat; penurunan kejadian hipotiroidisme pada defisiensi yodium ringan sampai sedang.

2.   Peningkatan kerentanan kanker tiroid dari radio isotop yodium (misalnya, radioaktif).Janin: Abortus, Kelahiran mati, Kelainan bawaan, Kematian perinatal, Cacat psikomotor.

3.    Neonatus: Kematian bayi, Kretinisme endemik, Pertumbuhan fisik terganggu, Hipotiroidisme neonatal.

4.      Anak dan remaja: Gangguan fungsi mental, Perkembangan fisik yang terlambat.

5.   Dewasa: Gangguan fungsi mental, rendahnya indeks kognitif dan IQ, Hipertiroidisme yang diinduksi yodium, gondok. Secara keseluruhan, kekurangan yodium sedang hingga berat menyebabkan efek samping akibat hipotiroidisme, termasuk penurunan pendidikan, apatis, dan berkurangnya produktivitas kerja, yang berdampak pada gangguan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

6.     Ibu hamil: Hipotiroidisme subklinis, Hasil kehamilan yang buruk, Kelahiran prematur.

PENYEBAB GAKY

Penyebab GAKY terdiri dari penyebab langsung dan penyebab tidak langsung yaitu :

a.    Penyebab langsung

1.    Defisiensi yodium

Penyebab utama terjadinya GAKY adalah kurangnya asupan yodium yang dikonsumsi dari makanan dan minuman sehari-hari. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin. Bila tubuh kekurangan yodium, maka kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipotiroidisme.

2.    Defisiensi protein

Asupan protein yang rendah dalam makanan dapat menyebabkan gangguan pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid. Protein merupakan salah satu faktor yang berperan dalam transportasi kelenjar tiroid. Jika asupan protein rendah, maka kemungkinan dapat menghambar transportasi hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

3.    Genetik

Pembesaran kelenjar gondok pada keluarga yang kekurangan yodium mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Sebuah keluarga yang memiliki satu penderita gondok mempunyai resiko dua kali lebih besar dibandingkan keluarga non gondok. Sehingga, hal tersebut dipercaya sebagai penyebab langsung dari GAKI walaupun kemungkinannya sangat kecil.

b.      Penyebab tidak langsung

1.    Faktor geografis

Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya kandungan yodium dalam tanah, yaitu :

a)    Adanya erosi yang menyebabkan yodiuk hilang ke laut.

b)    Tanah sarang (tanah lahar, kapur) yang tidak dapat menyimpan air.

c)    Ekploitasi tanah yang berlebihan dan pencemaran limbah tanah pertanian sehingga tanah menjadi terlalu asam atau basa.

2.    Faktor non geografis

Faktor non geografis berperan untuk daerah dengan suplai makanan utama, di mana daerah tersebut suplai makanannya sangat tergantung pada daerah lain, di mana daerah tersebut termasuk daerah gondok endemis yang air dan tanahnya mengandung yodium yang rendah. Daerah Nett Importir ini biasanya daerah pinggiran kota yang lahan pertanian mengalami penyempitan oleh indrustrialisasi, dan juga daerah dataran tinggi yang suplai makanan sumber hewani berupa ikannya masih kurang.

3.    Faktor sosial ekonomi

Faktor ekonomi dan pengetahuan ibu dan keluarga berperan besar terhadap kecukupan zat gizi bagi anak, ibu hamil, dan keluarga yang berkaitan dengan kemampuan memperoleh sumber zat gizi yang dibutuhkan. Selain itu, pengetahuan mengenai pentingnya konsumsi garam beryodium dan takaran yang dibutuhkan dalam sehari juga berpengaruh terhadap asupan yodium rumah tangga.

GEJALA GAKY

Berikut gejala-gejala GAKY yang dapat dikenali.


PENANGANAN GAKY

Salah satu upaya yang telah dilakukan mulai tahun 1974 sampai dengan tahun 1991adalah penyuntikan larutan yodium dalam minyak (suntikan lipiodol) pada penduduk berisiko tinggi di daerah gondok endemik sedang dan berat. Suntikan lipiodol ini dapat diberikan setiap 4 tahun sekali. Wanita usia reproduktif dan anak sekolah merupakan kelompok sasaran suntikan lipiodol. Pemberian suntikan lipiodol sebenarnya sudah memberikan hasil yang cukup baik dan terbukti sangat efektif untuk penanggulangan kekurangan yodium. Hal ini terlihat dari menurunnya angka prevalensi gondok dan tercegahnya kretin endemik (Djokomoeljanto, 1993). Upaya lain dalam mencegah dan menanggulangi masalah GAKY di masyarakat, selain melalui suplementasi langsung yaitu larutan minyak beryodium (baik melalui suntikan maupun secara oral), dilakukan juga upaya secara tidak langsung, yaitu melalui fortifikasi garam konsumsi dengan yodium, yang dikenal dengan garam beryodium (Depkes, 1993).

PENCEGAHAN GAKY

1.    Penganekaragaman makanan

Makanan yang beragam berperan dalam memenuhi kebutuhan yodium dan memperbaiki gangguan yang disebabkan oleh kurangnya yodium pada tubuh.

2.    Penggunaan garam yodium

Walaupun tubuh manusia membutuhkan yodium dalam jumlah yang sedikit, namun perannya dalam tubuh manusia sangatlah penting, salah satunya untuk mengatur hormon tiroid. Menurut WHO, kebutuhan yodium dalam sehari, yaitu :

-       90 µg yodium untuk bayi (0-59 bulan)

-       120 µg untuk anak sekolah (6-12 tahun)

-       150 µg untuk remaja dan dewasa

-       250 µg untuk wanita hamil dan menyusui

3.    Pemberian suplemen yodium

Tak hanya untuk mengatur hormon tiroid dalam tubuh manusia, yodium ini juga penting untuk ibu hamil dalam proses perkembangan janin. Maka, kebutuhan asupan yodium per harinya harus terpenuhi, salah satu caranya dengan konsumsi suplemen yodium. Suplemen yodium dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan dan secara berkelanjutan.

MAKANAN BAGI GAKY

Makanan yang baik untuk penderita GAKY yaitu :

  • Makanan laut, seperti ikan, kerang, udang, dan rumput laut.
  •  Sumber protein hewani lainnya seperti telur, daging ayam, dan daging sapi
  • Susu dan produk olahannya, seperti keju atau yoghurt.
  • Multivitamin atau suplemen yang mengandung yodium.

Dalam menyelesaikan masalah GAKY, selama ini pemerintah telah melaksanakan berbagai program penanggulangan. Pemerintah mendistribusikan kapsul yodium bagi wanita usia subur dan anak sekolah di daerah endemik GAKY sebagai wujud program implementasi jangka pendek. Program penanggulangan GAKY jangka panjang ditempuh dengan fortifikasi garam konsumsi, dimana program ini disebut program iodisasi garam dan garam yang sudah difortifikasi disebut garam beryodium. Garam merupakan media paling baik untuk mengikat yodium dan garam merupakan bahan makanan yang dikonsumsi semua orang setiap hari sehingga menjamin masukan yodium sesuai dengan yang diharapkan.

Hal terpenting dalam penanggulangan GAKY adalah kesadaran masyarakat akan GAKY serta kesadaran arti penting yodium bagi pertumbuhan fisik dan intelektual. Sosialisasi tentang GAKY juga masih belum memadai karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tokoh masyarakat serta petugas kesehatan tentang permasalahan GAKY. Sehingga program penanggulangannya ternyata harus menggunakan pendekatan multidisipliner, kerja sama dan dukungan pemerintah pusat dan daerah agar masalah GAKY dapat segera teratasi.

 

SUMBER PUSTAKA :

Widati, Estu. 2010. Faktor Risiko Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Tahun 2009. Universitas Negeri Semarang.

Angermayr, Lucia., & Clar, Christine. 2018. Iodine supplementation for preventing iodine deficiency disorders in children. Cochrane Library.

Universitas Diponegoro. 2020. Pencegahan dan Penanganan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium pada Ibu Hamil.

Kementrian Kesehatan RI. 2022. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium): Sebuah Endemi yang Terabaikan. Jakarta.


Komentar